TariKetuk Tilu, sakumaha ngaranna Tari Ketuk Tilu asalna tina ngaran alat atawa alat musik tradisional anu disebut ketuk 3 buah. Alat musik khas Sunda, nyaéta angklung, degung, rampak kendang, suling, Kacapi, goong, calung, tarawangsa, toléat, tarompét nyaéta pakakas musik tina awi anu unikna matak pikaresepeun kana ceuli. Alat Nada Tradisional Sunda – Sunda yaitu satu julukan bagi suku atau kedaerahan yang berada pada fragmen barat pulau Jawa, sebagaimana kita menclok ke sebuah tempat tentunya akan ada julukan begitu jugaorang betawi, insan sunda chinese, cucu adam arab dan lain sebagainya belaka hal sebagai halnya itu yang menciptakan menjadikan Indonesia itu luhur. Rancangan alat musik tradisional sunda Selain menjadi sebuah “Etnis” di kawasan Jawa Barat, Sunda punya bahasa nan ditambah dengan menggunakan huruf aksara bahasa Sunda nan bisa jadi sedikit sulit kerjakan dipelajari, khususnya para pendatang yang berasal dari Jawa Perdua Karena JaTeng punyaHanacaraka seumpama aksara Jawanya. Meskipun kesenian dan kebudayaan dimiliki oleh etnis Sunda telah pasti sebagai halnya Jawa Barat? belum tentu, memang betul kebanyakan dariorgan musik tradisional distingtif sundalebih dikenal denganalat mkeusik tradisionalMahakuasa, pada kata sandang ini saya mau terbatas mengulas sejumlah laporan nan sudah saya kumpulkan tentangperkakas irama tradisional berpangkal sunda. Instrumen Irama Tradisional Sunda Banyaknya suku, kebudayaan dan kesenian di indonesia menjadikan perbedaaan seakan menjadi semakin indah sekiranya kita mencoba lakukan menyelimuti ego kita dan meningkatkan rasa toleransi kita kepada sesama, banyaknya cucu adam yang mencoba mengadu biri-biri kita mudah-mudahan kita singkirkan dan jangan cabut pusing. Daripada kita memikirkan hal nan boleh membuat tanah air menjadi terpecah, marilah kita bersama mempelajari dan memperluas wawasan informasi kita terhadaporgan musik tradisional, bakal itu saya cak hendak mencoba bagi mengulas tentang10 alat musik tradisional Sunda. 1. Bangbaraan Gambar Alat Musik Tradisional Sunda Bangbaraan Bangbaraan merupakan alatmusik tradisional Sunda warisan kerajaan sukapura yang dibuat dari bambu bernada sama dengan karindang’ dan dahulu suka dipakai anak-anak menggembala kerbau. terutama ketika digunakan bakal ritual misalin , Misalin adalah tradisi bersuci dan mengantarkan makanan pontrang yang dilakukan sebentar-sebentar menjelang Bulan ampunan. Bentuknya sama dengan mistar angklung. Pelecok satu ujung ruas di raut setakat memiliki dua sisi, Sebuah korok dibuat di ujung nan karet, Momen dibunyikan suaranya mirip karinding. Bambunya dipilih yang berkualitas dan bertongkat sendok, Bambunya dijemur selama tiga bulan sebelum dibuat untuk dijadikan celempung alias bangbaraan. Pada kesenian karinding, pemain perlu alat tolong sound system sebaiknya kritik terdengar keras, Namun bangbaraan tak perlu alat tersebut, Suara minor yang dihasilkan dari tiga pasang bangbaraan sudah lalu patut bakal didengar oleh kita. Tentu saja momen dipertunjukan, tak sekadar bangbaraan yang dimankan. Suka-suka juga celempung, kempiring, dan kecrek. 2. Cacaian Cacaian adalahalat irama tradisional Sundanan cukup khas. Selain karena ukurannya yang habis keil,alat musik tradisional yang ini menghasilkan suara yang gegap-gempita tapi bukan berisik ditelinga, suara yang dihasilkan seperti mana gemericik air yang mengalir. Buat memainkan peranti nada ini terlampau mudah, cukup dengan membalik-balikkan tubuh berasal alat irama ini nantinya ia akan menghasilkan suara. Cacaian mempunyai wujud berupa racikan batang bambu nan strata dan dibuang ruasnya lalu weduk biji-bijian pada adegan dalamnya. 3. Calung Calung merupakan alat nada purwarupa dan termasuk dalam keberagaman alat nada idiofon nan dibuat terbit bambu, Calung layak dikenal kembali maka dari itu masyarakat Banyumas bagian Kabupaten nan terdapat di Jawa Paruh. Setakat kini , Calung yang kita ketahui punya 2 kerangka nan di kenal publik umum yaituCalung Rantay dan Calung Jinjing. Calung Rantay Tulang beragangan Alat Musik Tradisional Sunda Calung Rantay Calung Rantay punya 7 wilahan ruas bambu atau makin nan tabungnya di deretkan dan diurutkan bermula yang terbesar ke terkecil. Cara memainkan Calung rantay adalah dengan dipukul dengan dua tangan sambil duduk bersila, Calung dapat dia temukan kasmaran pada pohon atau tepas rumah pada wilayah Banjaran, Bandung. Calung Jinjing Tulangtulangan Alat Musik Tradisional Sunda Calung Jinjing Calung Jinjing terdiri pecah 4-5 biji pelir bambu, layaknya Calung kingking 12 aur, Calung Panepas 5 bambu, Calung Jongrong 5 bambu dan Calung Gonggong 2 bambu. Mandu menunggangi Calung spesies ini dengan cara dipukul menggunakan tangan kanan dengan alat pemukul dan tangan kiri menyambut alat irama tersebut. 4. Degung Gambar Organ Musik Tradisional Sunda Degung Degung yakni organ musik yang terkenal terbit dari Sunda, menurut kegunaannya Degung dibagi menjadi 2 diversifikasi arti yaitu laksana perkakas gamelan Jawa dan kembali sebagai bagian pecah larasSalendra yang resmi dimanfaatkan lakukan mengiringi acara tradisional sama dengan wayang golek, tari, kliningan, jaipongan dan lain-lain. Suntuk, Degung hanya ditabuh secara gendingan atau secara instrumental dan sempat ada larangan untuk nada yang digunakan dalam permainan Degung ini di Cianjur puas masa 1912-1920, karena permainan nada ini dianggap mengganggu “keseriusan”nya. Tak hanya di Indonesia, ternyata Degung sudah lumayan mendunia. Lengkap jika anda mencari literatur tentang alat musik ini, sira bisa menemukannya sreg “Mileu Seni Warisan Sunda” diUniversity of California. Di luar daerah pengembangan Degung dilakukan oleh institut seni dan sejumlah musisi, contohnya Lingkungan Seni Pusaka Sunda University of California, ataupun ia bisa melihat pada buku yang ditulis oleh Henry Spiller yang berjudul “Gamelan The Traditional Sounds of Indonesia. Volume 1“. 5. Goong Tiup / Gong Tiup Bagan Alat Musik Tradisional Sunda Goong Hembus Celaan yang terdengar sangat khusus, sepeti halnya pesawat yang menengah akan rusuh dekat dengan kita dicampur dengan suara layangan “koang” yang pitanya ditiup oleh angin tapi kritik itu terdengar sangat tegas dan lain sumbang sreg telinga kita. Fungsi radas musik ini bisa menjadi gong lautan maupun gendang kecil sebagai mana yang saya pungut berpunca manfaat Goong tiup ini. Goong tiup nyaeta goong anu dijeun tina awi gombong, diamenkeun ku cara ditiup . Pungsina dapat kaprikornus goong gede ieung goong leutik kempul. Gede-leutikna sora gumantung kana mandu ngeser jeung ngatur panyocok mu aya dina awi. Tetapi teknik bermain goong ini bergantung berpokok pemainnya, goong hembus sangat luhur sekiranya dimainkan secara kelompok setidaknya 2 individu. 6. Kacapi Suling Alat nada tradisional Kacapi yang berasal dari sunda ini sudah menjadi bagian budaya Sunda dan sangatlah berwibawa bagi kesenian Tembang Sunda atau Cianjuran karena peran alat musik ini yang boleh digunakan bagi alat musik utama saat pertunjukan berlangsung. Alas kata “Kacapi” yang dimaksudkan merujuk pada tanaman Sentul nan diyakini kayunya untuk bahan pembuatan perlengkapan nada Kacapi ini. Bentuk Kacapi Suling Gambar Organ Musik Tradisional Sunda Kacapi Suling Kacapi suling yaitu sebuahkotak resonansi nan mempunyai gua yang berfungsi bagi tempat keluarnya suara. Adegan samping dari kacapi spesies ini dibentuk dan diukir seelok mungkin agar bentuknya mirip kano. Dulunya alat musik Kacapi varietas ini terbuat dari bongkahan tiang yang serempak diukir. 7. Karindang Rajah Perkakas Musik Tradisional Sunda Karinding Selain Suling dan Goong Hembus, ada alat musik tradisional suku Sundayang dibunyikan dengan cara alat nada tradisional sunda yang ini memang tidak asing karena di beraneka macam kancah orang buat mengejar alat irama Karindang. Tempat-arena nan terletak di Tasik, Garut, Cianjur menciptakan menjadikan alat nada ini dari tulang daun kawung enau dan pastinya jika anda mencariharga karinding alat musik tradisional sundayang cocok harusnya anda datang ke daerah ini sekaligus cak bagi mengerjakanrefreshing. Cara memainkan Karinding Karinding ditempatkan sreg bibir anak tonsil, lalu tampar bagian pemukulnya moga ada resonansi suara yang dihasilkan, Karinding bisa dimainkan secara partikular juga sebagai penghibur diri maupun sekiranya kamu mau menggunakannya secara bergerombol juga dapat, sekaligus menggerinda kemampuan kooperasi anda. Privat sebuah keramaian itu tentunya harus suka-suka pengatur nada dan pengatur ritme musiknya. Di negeri seperti Ciawi, dulunya Karinding dimainkan bersamaan dengan alat musik tiup “Takokak”. 8. Kohkol Gambar Perangkat Musik Tradisional Sunda Kohkol Kohkol ialah sebutan dari tungkai Sunda untukKentungan,apakah memang betul sebuah kentungan dimainkan lakukan dijadikan perangkat musik? memang aneh terdengarnya sekadar seperti mana yang kita tahu plong umat mukminat jika anda ingin sahur lega bulan ramadhan, umumnya ada orang yang gelintar nan membunyikan kentongan bersama-sama. Kohkol-kembali mempunyai kegunaan yang sama, puas daerah asalnya Kohkol digunakan untuk alat memanggil warga desa, mengingatkan tentang adanya bahaya sebagaimana adanya mencolong dan juga seperti nan saya sentuh diatas, sebagai perangkat nada perkusi. Dalam buku berjudul “Khazanah seni pergelaran Jawa Barat”nan ditulis maka dari ituEnoch Atmadibrata, Nang Hendi K. Danumiharja, Yuli Sunaryajuga dijelaskan kenapa Kohkol bisa menjadi perangkat musik tradisional. 9. Suling Gambar Instrumen Irama Tradisional Sunda Suling Suling merupakan alat musik tiup yang fungsinya mungkin kita sudah mengetahuinya, selain bisa untuk menghibur diri sendiri, Suling-pun pula bisa dimanfaatkan untuk pengiring lagu orkestra, aransemen lagu, dan pastinya andai media membiasakan lagu tradisional provinsi. Alat musik tradisional Sunda Suling itu sendiri tak hanya terkenal di Indonesia saja, baru-bau kencur ini 2021 kalau anda mengejar adapun “Gamelan Susheela Raman” pasti dia boleh menemukan fakta dimana terserah alat nada Seruling yang ditampilkan dalam pentas musik maupun anda bisa mencari sebuah video “tomorrow never knows” pada internet. Bukan saja sampai disitu. ternyata seruling pula memiliki tipe-macam jenis tersampir berusul kebutuhannya. misal Contoh berbunga jenisnya Suling nan biasa dia ketahui antara lain suling beradab, suling konser, suling piccolo, suling open-holed ataupun yang dikenal denganfrench flute. Daftar Harga Alat Musik Tradisional Sunda Suling Terbaru Alat Musik Tradisional Sunda Harga 1 Set Suling = 2 Suling 1 suling lubang 6 1 suling lubang 4 1 Set Bangsi = 7 Pcs 7 Kunci Nada 5 Lubang 10. Toleat Bagan Perlengkapan Musik Tradisional Sunda Toleat Selaininstrumen musik tradisional klonengan sunda,terdapatperabot musik tradisionallainnya nan enggak kalah menarik ialah Toleat, Toleat adalahperabot nada tradisional nan dimainkan dengan mandu ditiup, Toleat berasal berusul pagar adat masyarakat Pamanukan, Kab. Subang. Toleat memang belum dikenal awam karena menurut manifesto yang saya dapat, masyarakat subang lagi belum berlebih mengenal Toleat karena hanya ada 2 turunan yang musim itu yang bisa kita sapa dengan “Mang Parman dan Bpk. Asep Nurbudi. Makara, itulah beberapa tentang10 radas musik tradisional Sundanan berhasil dikumpulkan dari berbagai sumber, Beberapa alat musik seperti contoh Kacapi, Calung, dan Karinding memang tak asing laksanaalat musik tradisionalkewedanan JaBar. Sekali pula saya cak hendak mengajak kepada sidang pembaca semoga terus memiliki rasa ingin adv pernah yang lebih untuk kebudayaan Indonesia khususnya dibidang kesenian daerah sepertiperabot musik tradisionalyang tadi kita ulas dalam artikel ini. URANGCALUNG. Ngamumule basa urang sorangan luhur ajenna ka masyarakat sabudeureunana, Kiteuuuh.." [ Rt.02/01 Karangmulya-Telukjambe Barat-Karawang ] Gunakeun pestisida alami nu dijieun tina bawang bodas ieu. Campuran minyak mineral dan sabun cair. Pek abuskeun kana alat penyemprot, pek semprotkeun kana tutuwuhan anu loba hamana.
CALUNG TARAWANGSAFoto google imagesTarawangsa téh méh sabangsa rébab atawa piul. Waditra kését anu gunana pikeun nambahan mamanis laras hiji lagu. Tarawangsa gé sarua maké kawat jeung pangését. Tarawangsa dijieun tina kai anu sakurilingna ditutup kalawan rékép. Ngan di hareup, di bagian tengah, aya liang, kira-kira ukuran 7 X 7 cm. Aya beuheungan wéh, panjangna kira-kira 45 cm. Bédana jeung rebab, tarawangsa mah wangunna pasagi. Kitu deui pangésétna ogé mah pangésétna lain tina kenur, tapi tina injuk nu dilélésang ku arpus atawa menyan. Kasenian tarawangsa nu aya di wewengkon Tasikmalaya rada béda jeung tarawangsa di daérah séjén. Tarawangsa nu aya di kampung Cigelap, Cibalong, Tasikmalaya sok diadumaniskeun jeung waditra séjénna umumna lagu buhun anu geus moal dipikawanoh ku barudak lagu anu teu meunang sagawayah ditembangkeun, nyaeta lagu Ayun jeung lagu Pangungsi. Ieu lagu dianggap sakral. Ditembangkeunna ngan dina upacara anu tangtu, upamana dina ngaruat panén, ampih paré, lalaguan nu séjénna kayaning Pingping Konéng, Sangray Muncang, Cipinang, Manuk Héjo atawa mulang, sok ditembangkeun dina acara hajat nyunatan atawa ogé béda jeung calung nu ilahar. Henteu bisa dijingjing da masangna ditalian, ngajéjér, dina raraga kai. Méh kawas arumba, ngan ieu mah ditalian. Di wewengkon séjén mah nu kitu téh disebutna calung katerangan kokolot di Cigelap, kasenian tarawangsa téh geus dipikawanoh ti béh ditu kénéh. Aya nu nyebutkeun kira-kira ti abad ka-12. Basa anu dipaké dina lalaguanna ogé apan basa Sunda kaasup kasenian buhun, calung Tarawangsa ti Cigelap hirup kénéh tepi ka kiwari. Sok aya kénéh nu nanggap di lembur-lembur sabudeureun Tasik. Dina taun 60-an tepi ka 70-an mah ieu kasenian téh dipikaresep pisan ku referensi Tarawangsa itu seperti rébab atau piul alat jenis musik dari bambu sejenis biola. Waditra kését sebutan untuk alat musik atau instrumen tradisional di tatar sunda yang sering dipakai dalam karawitan Sunda yang gunanya untuk menambah tinggi rendahnya nada suatu lagu. Tarawangsa juga sama menggunakan kawat dan penggesek seperti pada biola.Tarawangsa dibuat dari kayu yang sekelilingnya ditutup dengan rapat. Hanya di depan, di bagian tengah, ada lubang, kira-kira ukuran 7 X 7 cm. Ada lehernya, panjangnya kira-kira 45 cm. Bedanya sama rebab, tarawangsa itu berbentuk persegi. Demikian pula penggeseknya juga penggeseknya bukan dari senar, akan tetapi dari ijuk yang diberi pelicin oleh arpus atau kemenyan. Kesenian tarawangsa yang ada di daerah tasikmalaya berbeda dengan tarawangsa yang ada didaerah lainnya. Tarawangsa yang ada di kampung Cigelap, Cibalong, Tasikmalaya selalu dipadukan dengan waditra lainya, umumnya lagu lama kuno yang sudah tidak akan dikenali oleh anak-anak saat lagu yang tidak boleh semaunya di nyanyikan, yakni lagu Ayun dan lagu Pangungsi. Ini lagu dianggap sakral. Diperlihatkan hanya dalam upacara tertentu, umpamanya dalam selamatan untuk penolak bahaya saat panen padi, memasukan padi, dan sebagainya. Kalau lalu-lagu yang lainya seperti kayaning Paha Konéng, Sangray Muncang, cipinang, Burung Héjo atau mulang, suka dibawakan dalam acara sunatan atau acara juga berbeda dengan calung pada umumnya. Tidak bisa di jinjing karna masangnya di ikat, berjajar, dalam rangka kayu. Supaya seperti arumba, hanya saja ini fi ikat. Di daerah lain yang seperti ini disebutnya calung rénténg calung seuntai, serangkai.Dari keterangan sesepuh di Cigelap, kesenian tarawangsa ini sudah dikenali sudah lama sekali. Ada yang menyebutkan kira-kira dari abad ke-12. Bahasa yang digunakan dalam nyanyiannya juga soalnya menggunakan bahasa Sunda termasuk kesenian kuno, calung Tarawangsa dari Cigelap masih hidup hingga saat ini. Masih ada yang selalu menanggap di kampung-kampung disekitar Tasik. Dalam tahun 60-an hingga sampai ke 70-an, kesenian ini sangat disenangi oleh masarakat. Artikel Terkait Karawitan Adalah? Pengertian, Fungsi dan Contoh Alat MusiknyaFungsi Angklung di Jawa Barat Berdasarkan 8+ Jenis JenisnyaCiri Ciri Lagu Daerah atau Musik Tradisional dan Pengertiannya
Jungmasadalah nama dari salah satu jenis seni pertunjukan yang ada di Kabupaten Cilacap. Jenis kesenian ini dikatagorikan sebagai bentuk kreasi baru, yang disusun melalui perpaduan antara tari dan musik tradisional yang ada di dua wilayah yakni Jawa Tengah (Cilacap) dan Sunda. Jalungmas merupakan akronim dari istilah kata jaipong calung Banyumas.
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 202058 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d85c18ccf60b7f5 • Your IP • Performance & security by Cloudflare View ECONOMICS 100 at Gunadarma University. RONGGÉNG GUNUNG Ronggéng Gunung nyaéta kasenian has Ciamis anu biasa digelar di buruan imah nalika aya anu hajat hiasan singa dijieun tina rangkéyan daun pinus anu ditambahan keretas, ANGKLUNG Sejak Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang Latihan Soal Online - Latihan Soal SD - Latihan Soal SMP - Latihan Soal SMA Kategori Bahasa Sunda ★ SMP Kelas 9 / Bahasa Sunda SMP Kelas 9Waditra seni Sunda nu dijieun tina awi kalawan cara ngamaénkeunana ditakol nyaéta….a. Angklungb. Calungc. Sulingd. TarawangsaPilih jawaban kamu A B C D E Latihan Soal SD Kelas 1Latihan Soal SD Kelas 2Latihan Soal SD Kelas 3Latihan Soal SD Kelas 4Latihan Soal SD Kelas 5Latihan Soal SD Kelas 6Latihan Soal SMP Kelas 7Latihan Soal SMP Kelas 8Latihan Soal SMP Kelas 9Latihan Soal SMA Kelas 10Latihan Soal SMA Kelas 11Latihan Soal SMA Kelas 12Preview soal lainnya PTS Bahasa Sunda SMP Kelas 8“Wilujeng enjing kanggo pamirsa sadayana. Simkuring dina waktos ieu bade ngadugikeun warta..” Kalimah diluhur asup kana… wartaA. pembuka wartaB. isi wartaC. teras wartaD. panutup wartaCara Menggunakan Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang tersedia. Materi Latihan Soal LainnyaTema 2 Bahasa Indonesia SD Kelas 6Ulangan Tema 5 SD Kelas 3Ulangan Bahasa Indonesia Tema 9 SD Kelas 4Bab 9 Makanan Bergizi dan Jajanan Sehat - Penjaskes PJOK SD Kelas 3Bahasa Inggris SMP Kelas 8Bangun Datar - Matematika SD Kelas 3MID Semester Alquran Hadits MI Kelas 5PTS 1 - Matematika SD Kelas 6PTS PAI SMA Kelas 12Seni Rupa - Seni Budaya SMP Kelas 8

Blogini tentang Seni/Budaya, dan Traveling.

Masarakat leuwih mikaresep budaya deungeun tibatan budayana sorangan tur miboga anggapan yén ngalaksanakeun budaya lokal téh kuno, teu saluyu jeung kamekaran jaman. Lian ti kitu, ku ayana globalisasi téh kajadian lunturna ajén-ajén kabudayaan jeung gaya hirup nu teu saluyu jeung kultur masarakat Indonesia. Tujuan ieu panalungtikan téh pikeun ngadéskripsikeun prak-prakan minton kasenian calung, waditra-waditra anu dipaké dina kasenian calung, tur ajén budaya anu nyangkaruk dina kasenian calung nu aya di Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. Ieu panalungtikan téh ngagunakeun métode déskriptif kualitatif, kalayan téknik ngumpulkeun data anu dilakonan nyaéta obsérvasi, wawancara, jeung dokuméntasi. Tina ieu panalungtikan bisa dipikanyaho yén kasenian calung téh nyaéta kasenian Sunda hususna dina widang seni musik, tangtuna anu jadi waditra utamana nyaéta calung éta sorangan tur dilengkepan ku waditra-waditra séjénna. Dina prakna minton kasenian calung lian ti lalaguan anu dihaleuangkeun ogé aya bobodoran jeung sempal guyon antara pamaén calung. Ajén budaya nu aya dina kasenian calung téh nyaéta 1 hakékat hirup, nu mana nuduhkeun yén urang kudu kersa usaha jeung ihtiar pikeun kahirupan anu leuwih hadé, 2 hakékat karya, nu nuduhkeun yén kasenian calung mangrupa hasil karya masyarakat Kacamatan Majalaya, 3 Hakékat kalungguhan manusa dina ruang jeung waktu, nu nilik mangsa bihari salaku hal penting pikeun nyanghareupan mangsa nu bakal datang, 4 hakékat hubungan manusa jeung alam sabudeureunana, nu nuduhkeun yén manusa téh makhluk nu leuwih mulia ti batan makhluk Pangéran séjénna, jeung 5 hakékat hubungan manusa jeung sasama manusa, nu nuduhkeun yén manusa mikabutuh manusa séjénna. Kecap Galeung kasenian, calung, ajén budaya Masyarakat lebih menyukai budaya luar dari pada budayanya sendiri dan memiliki anggapan bahwa melaksanakan budaya lokal adalah hal yang kuno, tidak sesuai dengan perkembangan jaman. Selain dari itu, karena adanya globalisasi terjadi lunturnya nilai-nilai budaya serta gaya hidup yang tidak sesuai dengan kultur masyarakat Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tata cara pertunjukan kesenian calung, alat-alat yang dipergunakan dalam kesenian calung, serta nilai budaya yang terkandung dalam kesenian calung di Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari penelitian ini, bisa diketahui kesenian calung adalah kesenian sunda khususnya dalam bidang seni musik, tentunya yang menjadi alat musik utamanya adalah Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Ajén Budaya Kasenian Calung di Kecamatan Majalaya Kabupatén Bandung Bagus Wiranto Departemen Pendidikan Bahasa Sunda, FPBS UPI bagus14wiranto Abstrak Masarakat leuwih mikaresep budaya deungeun tibatan budayana sorangan tur miboga anggapan yén ngalaksanakeun budaya lokal téh kuno, teu saluyu jeung kamekaran jaman. Lian ti kitu, ku ayana globalisasi téh kajadian lunturna ajén-ajén kabudayaan jeung gaya hirup nu teu saluyu jeung kultur masarakat Indonesia. Tujuan ieu panalungtikan téh pikeun ngadéskripsikeun prak-prakan minton kasenian calung, waditra-waditra anu dipaké dina kasenian calung, tur ajén budaya anu nyangkaruk dina kasenian calung nu aya di Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. Ieu panalungtikan téh ngagunakeun métode déskriptif kualitatif, kalayan téknik ngumpulkeun data anu dilakonan nyaéta obsérvasi, wawancara, jeung dokuméntasi. Tina ieu panalungtikan bisa dipikanyaho yén kasenian calung téh nyaéta kasenian Sunda hususna dina widang seni musik, tangtuna anu jadi waditra utamana nyaéta calung éta sorangan tur dilengkepan ku waditra-waditra séjénna. Dina prakna minton kasenian calung lian ti lalaguan anu dihaleuangkeun ogé aya bobodoran jeung sempal guyon antara pamaén calung. Ajén budaya nu aya dina kasenian calung téh nyaéta 1 hakékat hirup, nu mana nuduhkeun yén urang kudu kersa usaha jeung ihtiar pikeun kahirupan anu leuwih hadé, 2 hakékat karya, nu nuduhkeun yén kasenian calung mangrupa hasil karya masyarakat Kacamatan Majalaya, 3 Hakékat kalungguhan manusa dina ruang jeung waktu, nu nilik mangsa bihari salaku hal penting pikeun nyanghareupan mangsa nu bakal datang, 4 hakékat hubungan manusa jeung alam sabudeureunana, nu nuduhkeun yén manusa téh makhluk nu leuwih mulia ti batan makhluk Pangéran séjénna, jeung 5 hakékat hubungan manusa jeung sasama manusa, nu nuduhkeun yén manusa mikabutuh manusa séjénna. Kecap Galeung kasenian, calung, ajén budaya Abstrak Masyarakat lebih menyukai budaya luar dari pada budayanya sendiri dan memiliki anggapan bahwa melaksanakan budaya lokal adalah hal yang kuno, tidak sesuai dengan perkembangan jaman. Selain dari itu, karena adanya globalisasi terjadi lunturnya nilai-nilai budaya serta gaya hidup yang tidak sesuai dengan kultur masyarakat Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tata cara pertunjukan kesenian calung, alat-alat yang dipergunakan dalam kesenian calung, serta nilai budaya yang terkandung dalam kesenian calung di Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari penelitian ini, bisa diketahui kesenian calung adalah kesenian sunda khususnya dalam bidang seni musik, tentunya yang menjadi alat musik utamanya adalah calung itu sendiri dan dilengkapi dengan alat musik lainnya. Dalam pertunjukan kesenian calung, selain menyuguhkan lagu-lagu yang dinyanyikan juga ada bobodoran yang disertai gerakan-gerakan yang lucu antara pemain calung. Nilai budaya yang terdapat dalam kesenian calung, yaitu 1 hakikat hidup, yang mengajarkan bahwa kita harus mau berusaha dan berikhtiar untuk kehidupan yang lebih baik, 2 hakikat karya, yang menunjukan bahwa kesenian calung adalah hasil karya masyarakat Kecamatan Majalaya, 3 Hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, yang melihat bahwa masa lalu merupakan hal yang penting untuk menghadapi masa yang akan datang, 4 hakikat hubungan manusia dengan alam sekitarnya, yang menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang lebih mulia dari makhluk Tuhan yang lainnya, dan 5 hakikat hubungan manusia dan sesama manusia, yang menunjukkan bahwa manusia yang satu membutuhkan manusia yang lainnya. Kata Kunci kesenian, calung, nilai budaya PENDAHULUAN Kabudayaan téh miboga wujud nu tangtu. Liliweri 2014, kc. 12 ngébréhkeun kabudayaan ditilik tina wujudna, kabagi jadi dua, nya éta kabudayaan matéril jeung kabudayaan non-matéril. Kabudayaan matéril nu mangrupa hasil tina karya cipta, rasa jeung karsa manusa dina wangun barang. Sedengkeun kabudayaan non-matéril mangrupa cipta, rasa, karsa manusa nu mangrupa adat-istiadat, aturan-aturan, élmu pangaweruh, agama, seni, jsb. Hartina kabudayaan non-matéril sipatna abstrak tanwujud, ngan ukur bisa dirasakeun. Calung mangrupa salah sahiji kasenian Sunda. Disebut kasenian calung ku sabab salah sahiji waditrana aya nu ngaranna calung. Sok sanajan dina prakna mah kasenian calung téh teu ngan saukur waditra calung hungkul, tapi dibarengan ku vokal/lagu jeung waditra nu séjén kayaning kendang, kecrék, jeung goong. Calung téh dijieunna tina awi, tur ditabeuhna ku cara ditakol. Kasenian calung kiwari mah dipintonkeun salaku hiburan pikeun masarakat. Dina Rosikin 2013, kc 3, asalna mah calung téh dipaké pikeun ngabeberah haté nu keur kekeprak nyieuhkeun manuh di sawah. Calung ogé bisa jadi sarana pikeun ngaéksprésikeun rasa hiji jalma nu keur ngarandapan konflik batin. Lian ti éta, calung ditabeuh dina upacara upacara nu tangtu kayaning upacara panén paré. Sakumaha nu ditétélakeun ku Aprilianti, spk 2022, kc. 998 yén kabudayaan Indonésia dina mangsa kiwari téh geus kapangaruhan ku budaya luar lantaran globalisasi, nu mana masarakat leuwih milih jeung resep ka budaya deungeun jeung géngsi ngalaksanakeun budaya sorangan budaya lokal lantaran miboga anggapan yén budaya lokal téh budaya nu kuno jeung teu saluyu jeung pergaulan mangsa kiwari. Di sagédéngeun éta, nu jadi lantaran kasenian calung méh-méhan pareumeun obor téh masarakat kurang neuleuman kana ajén budaya nu nyangkaruk dina kasenian calung. Aprilianti, spk 2022, kc 996 nétélakeun ku lantaran ayana globalisasi mucunghul sababaraha masalah dina widang kabudayaan, kayaning leungitna budaya asli hiji daérah, ayana érosi ajén-ajén budaya, turunna rasa nasionalisme jeung patriotisme, leungitna sipat mimitraan jeung gawé bareng, jeung gaya hirup nu teu saluyu jeung kultur Indonésia. Upama masarakat apal jeung neuleuman kana ajén budaya nu nyangkaruk dina seni calung téh dipiharep bisa leuwih mupusti warisan karuhun urang. Sedengkeun dina Kadiyono jeung Harding 2017, kc. 33 nétélakeun yén bencana alam mangaruhan kana lunturna ajén budaya lantaran masarakat nu jadi korban bencana téh can bisa nyokot kaputusan sorangan, jeung ngatur paripolah maranéhna, sarta maranéhna can mampuh milih jeung ngabentuk lingkunganna saluyu jeung kabutuhanana, can miboga tujuan nu pasti dina hirupna, jeung maranéhna teu usaha pikeun neuleuman jeung mekarkeun diri maranéhna sacara bener-bener. Panalungtikan sacanna nu aya pakaitna jeung ieu panalungtikan téh nyaéta ku oleh Rusmalinda 2017, Lestari 2016, Desita 2015, Sukamdani 2014, dan Agustyn 2015. Anu ngabédakeun panalungtikan saacanna jeung ieu panalungtikan téh nyaéta lian ti objékna anu mangrupa kasenian calung ogé ditilik tina analisisna, ngeunaan lima orientasi ajén budaya numutkeun Kluckhon dina Koentjaraningrat, 1985, kc. 28-30 nyaéta hakékat hirup MH, hakékat karya MK, hakékat manusa kana waktu MW, hakékat manusa kana alam MA, jeung hakékat hubungan manusa jeung papada manusa MM. METODE Métode panalungtikan nu digunakeun ku panalungtik téh nyaéta métode déskriptif kualititif. Métode déskripsi digunakeun ku panalungtik pikeun nalungtik kaayaan, kondisi, atawa hal-hal anu geus disebutkeun, nu hasilna dipedar dina laporan panalungtikan Arikunto, 2013, kc. 3. Métode déskripsi di dieu digunakeun pikeun ngadéskripsikeun prak-prakan jeung ajén budaya dina kasenian calung di Kecamatan Majalaya Kabupatén Bandung. Saterusna anu jadi sumber data ieu panalungtikan téh nya éta jalma nu dianggap sesepuh atawa kokolot di éta wewengkon jeung jalma anu mikanyaho kana ieu seni calung ti bihari nepi ka kiwari. Lian ti éta ogé, nu jadi sumber data téh nyaéta pustaka-pustaka nu patali jeung ieu panalungtikan. Dina ieu panalungtikan, panalungtik maké téhnik ngumpul data ku cara obsérvasi, wawancara, jeung dokuméntasi. Sugiyono, 2015, kc 63. 1 Obsérvasi, dilakonan ku panalungtik nalika ilubiung kana kaayaan sosial nu lumangsung di lapangan. Dina ieu léngkah, panalungtik sacara jero neuleuman hal-hal nu katempo, kadéngé, jeung karasa nalika di lapangan. 2 Wawancara, dilakonan ku panalungtik ku cara nyusun instrumén wawancara nya éta patalékan-patalékan anu diajukeun ka informan. Tuluy, hasil tina wawancara téh dicatet tur dirékam, ieu téh anu bakal jadi sumber data panalungtikan. 3 Dokuméntasi, dilakonan ku panalungtik ku cara ngadoméntasikeun sakumna hal nu lumangsung di lapangan nalika ngalaksanakeun panalungtikan ti mimiti nepi ka ahir anu patalina jeung kasenian calung. Instrumén panalungtikan anu dipaké pikeun ngumpulkeun data tur satuluyna diolah sangkan bisa ngahontal tujuan panalungtikan. Instrumén-instrumén anu dipaké dian ieu panalungtikan téh, diantarana 1 Kaméra digital, digunakeun pikeun ngadokuméntasikeun kagiatan-kagiatan panalungtikan dina wangun foto jeung video, kayaning obsérvasi lapangan anu aya pakaitna jeung hal-hal kasenian calung, 2 Alat Rekam, handpone mangrupa alat anu dipaké pikeun ngarékam sora, motrét jeung midio kagiatan wawancara nalika lumangsungna panalungtikan, dina léngkah ngumpulkeun data ngeunaan kesenian calung, jeung 3 Pedoman wawancara, dirancang pikeun ngawawncara narasumber nu mikanyaho kana kasenian calung, sangkan bisa lumangsung kalayan lancar nalika prosés wawancara. Ku kituna, panalungtik nyusun sababaraha patalékan anu digunakeun pikeun wawancara. Sabadana data kakumpul, panalungtik ngaidéntifikasi tuluy dianalisis ku cara métode déskriptif. Anu didéskripsikeunana nya éta déskripsi umum wewengkon Kacamatan Majalaya, prak-prakan kasenian calung, waditra-waditra anu dipaké dina kasenian calung, fungsi kasenian calung, jeung ajén budaya anu nyangkaruk dina kasenian calung, ieu dilakonan sangkan ngajawab pasualan-pasualan nu aya. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil tina ieu panalungtikan téh ngajéntrékeun 1 déskripsi umum wewengkon Kecamatan Majalaya Kabupatén Bandung, 2 prak-prakan kasenian calung jeung waditra-waditra anu dipakéna; 3 fungsi kasenian calung, jeung 4 ajén budaya nu nyangkaruk dina kasenian calung di Kecamatan Majalaya Kabupatén Bandung Déskripsi Umum Kecamatan Majalaya Kecamatan Majalaya nyaéta salah sahiji kecamatan anu aya di Kabupatén Bandung, Provinsi Jawa Barat. Kecamatan Majalaya ngawates jeung sababaraha kecamatan di sabudeureunana diantarana, di belah kalér ngawates jeung Kecamatan Solokan Jeruk, Kecamatan Ciparay di belah wétan, Kecamatan Pacét di belah kidul, tur Kecamatan Paséh jeung Ibun di belah kulon. Sacara géografis, kontur taneuh Kecamatan Majalaya rélatif datar, iwal di belah kidul mah rada nanjak. Walungan Citarum ngagurat Kecamatan Majalaya. Majalaya ngahubungkeun Kota Bandung jeung Kabupatén Garut via Cijapati jeung Kamojang. Kacamatan Majalaya diwengku ku 11 Désa nyaéta Désa Bojong, Désa Majalaya, Désa Padamulya, Désa Majasétra, Désa Sukamukti, Désa Biru, Désa Padaulun, Désa Majakerta, Désa Néglasari, Désa Sukamaju, jeung Désa Wangisagara. Jumlahna 175 RW jeung 637 RT. PPID Kabupatén Bandung Prak-prakan Kasenian Calung Saacan kasenian calung minton, ilaharna pamaén calung ngalakonan heula latihan. Latihan nu dilakonan téh teu miboga jadwal nu rutin jeung tangtu, ku sabab para pamaén calung miboga kasibukan séwang-séwangan. Latihan téh dilakonan ti tilu poé saacan prakna minton. Tiap latihan, pamaén calung nyieun carita bobodoran anu diseselkeun kana lagu. Carita bobodoran téh disaluyukeun jeung acara sarta kamekaran jaman. Lian ti éta, pamén ogé latihan gerakan dina nakol calung sangkan némbongkeun karempegan dina prakna minton calung. Prak-prakan minton kasenian calung di Kecamatan Majalaya Kabupatén Bandung dimimitian ku dalang muka pintonan calung. Dina muka pintonan calung, dalang ngawanohkeun heula grup calungna ku cara ngalagu. Sanggeus kitu, dalang ngawanohkeun para pamaén calung nu jadi nayaga, jeung pamaén calung nu miboga peran ngabodor. Dina ngawanohkeun pamaén calung, dalang jeung nayaga séjénna ngalagu bari nakolan waditra calung minangka musik nu mirigna. Pamaén calung téh ilaharna ngawengku pamaén kingkin 1, kingkin 2, ketuk, panerus 1, panerus 2, koét, kendang, jeung goong. Éta nu disebutan téh acan katambahan ku pamaén anu maké alat modérn, kayaning tamborin jeung keyboard. Sanggeus dalang ngawanohkeun para nayagana, nayaga nu boga peran ngabodor jeung dalang baris bari nakolan calung jeung némbongkeun kaparigelan jeung karempeganana dina maén calung ngaliwatan gerakan-gerakan anu pikaseurieun. Pamaén anu boga peran ngabodor dibarengan jeung dalang langsung ngawangun pormasi-pormasi anu geus dijieun nalika latihan, tuluy bari nakolan calung téh bari sempal guyon némbongkeun gerakan-gerakan nu pikaseurieun. Sanggeus kitu, pamaén calung silih témpas bobodoran jeung pamaén calung séjénna. Unggal pamaén calung ngabodor sabari ngalagu. Sanggeus kabagéan ngabodor mah unggal pamaén téh ngajajar bari nakolan calung. Sanggeus kitu, para pamaén calung mintonkeun lagu-lagu calung nu dina tiap eureun lagu diseselan ku bobodoran. Nu ilaharna dikawihkeun dina kasenian calung téh laagu-lagu calungna sorangan, pop sunda, jeung dangdut. Pintonan calung lumangsung salila 3-4 jam atawa nepi ka waktu nu geus ditangtukeun. Waditra-waditra Kasenian Calung 1 Calung Dina kasenian calung, tangtuna anu jadi waditra utamana nyaéta Calung. Di Kecamatan Majalaya Kabupatén Bandung, nu ilaharna dipaké minton téh nyaéta jinis calung jingjing. Aya ogé di salah sahiji grup nyaéta “Gandari Kiwari” pingpinan Abah Dedi Gandari anu ngolaborasikeun calung jingjing jeung calung rénténg/rantay. Wangunna calung rantay/rénténg tapi bisa dijingjing. Dina waditra calung téh dipasing-pasing deui, aya nu ngarana kingkin, ketuk, jeung panerus 2 Kendang Kendang nyaéta waditra nu dijieunna tina kulit, dipaénkeunana ku cara ditakol, sarta miboga fungsi salaku nu ngatur wirahma lagu. Kendang kaasup kana waditra gamelan Kubarsah, 1994, kc. 72. Kendang nu dipaké dina kasenian calung ilaharna miboga fungsi pikeun ngatur ketukan lagu jeung ngeusian lagu sangkan leuwih euyeub. 3 Goong Goong nyaéta waditra nu dijieunna tina logam perunggu, dipaénkeunna ku cara ditakol ku panakol, sarta miboga fungsi salaku panutup dina ahir kalimah lagu Kubarsah, 1994, kc. 94. Goong kaasup kana waditra gamelan. Anapon goong nu dipaké dina kasenian calung nyaéta gong leutik kempul jeung goong gedé. Fungsi Kasenian Calung Sakumaha nu ditétélakeun ku Liliweri 2014, kc 356 yén aya sababaraha fungsi seni, diantarana 1 Fungsi kognitif, nyaéta seni méré informasi ngeunaan hal anu dipikanyaho seniman nu aya di lingkungan sabudeureunana. Dina kasenian calung bisa katitén aya fungsi kognitif nyaéta seni calung bisa méré informasi ka masarakat ngeunaan seni calung, mangrupa kasenian nu aya di Kecamatan Majalaya Kabupatén Bandung anu kudu diraksa jeung diriksa. 2 Fungsi éstétika, nyaéta seniman mintonkeun hiji karya seni nu sipatna harmonis, pikaresepeun, ogé mibanda kaéndahan. Dina kasenian calung katitén yén ieu kasenian téh kagolong kana seni musik nu ngagunakeun waditra-waditra nu miboga nada kaasup calung éta sorangan. Calung ilaharna miboga nada péntatonis, kalayan laras pélog, madenda, jeung saléndro anu bisa mirig mangarupa-rupa lagu boh lagu calung éta sorangan, pop sunda, ogé nepi ka dangdut bisa dipirig ku calung. Lian ti mintonkeun lalaguan, calung ogé mintonkeun bobodoran anu pikaseurieun tur pikaresepeun. Kaéndahan anu katitén dina kasenian calung tangtuna dina musikna éta sorangan anu ngalagena, gerakan-gerakan anu rempeg diatur nalika para pamaén nabeuh calung, ogé raksukan atawa kostum anu alus dipaké ku para pamaén nalika mintonkeun kasenian calung. 3 Fungsi pronosis, nyaéta seniman ngagambarkeun ngeunaan mangsa kahareupna ngaliwatan karya seni. Dina kasenian calung bisa katitén fungsi pronosis nyaéta dina kasenian calung ti mangsa ka mangsa ngalaman parobahan, tuluy nuturkeun jaman, anu satadina kasenian calung téh ditabeuh sacara mandiri, sedengkeun kiwari mah seni calung téh dibarengan ku waditra-waditra séjén, kayaning waditra-waditra modérn. Aya bahan dina mangsa anu bakal datang kasenian calung leuwih mekar ku alatan tuluy robahna jaman. 4 Fungsi rékréasi, nyaéta ngaliwatan seni bisa dipikanyaho hal anu bisa dihasilkeun ku seniman. Dina kasenian calung bisa katitén fungsi rékréasi nyaéta bisa dipikanyaho anu dihasilkeun ku para pamaén calung téh kayaning lagu-lagu, gerakan-gerakan anu rempeg nalika minton kasenian calung, tur bobodoran anu diciptakeun saluyu jeung téma acara nalika kasenian calung minton. 5 Fungsi niléy/ajén, nyaéta seniman bisa minton aktivitas manusa ngaliwatan karya senina nu mibanda ajén di jerona. Tangtuna dina unggal kasenian pasti miboga ajén atawa niléy, salah sahijina kasenian calung ieu. Sakumaha anu rék dipedar téh nyaéta salah sahijina, ajén budaya anu nyangkaruk dina kasenian calung. 6 Fungsi didaktif, nyaéta pesen anu rék ditepikeun ku seniman bisa ngaliwatan karya seni. Ieu fungsi bisa katitén dina kasenian calung diantarana tina lagu-lagu anu dipintonkeun tangtuna ngandung amanat atawa pesen anu ditepikeun ka pamiarsa, Lian ti éta, nalika dina sési bobodoran pasti diselapan amanat/pesen anu bisa dicokot ku pamiarsa anu nyakseni kasenian calung. Ajén Budaya dina Kasenian Calung Ajén budaya nu nyampak dina kasenian calung tangtu aya patalina jeung masalah nu aya dina kahirupan. Ku kituna, pikeun maluruh ajén budayana ngagunakeun tiori nu ditétélakeun ku Kluckhohn., nyaéta hakékat hirup MH, hakékat karya MK, hakékat kalungguhan manusa jeung waktu MW, hakékat hubungan manusa jeung alam MA, jeung hakékat hubungan manusa jeung sasamana MM dipedar ieu di handap. 1 Hakékat hirup MH, anu nyebutkeun yén hirup téh pikasediheun, tapi manusa kudu ihtiar sangkan hirupna hadé. Ajén budaya anu nyangkaruk dina kasenian calung katitén tina hal anu karandapan ku para pamaén calung dina kahirupanana. Cara nyanghareupan kahirupanana sangkan teu pikasediheun sarta teu pikasusaheun, para pamaén calung kudu ihtiar sarta usaha pikeun hirupna jadi leuwih hadé. Nilik kana fungsina salaku hiburan anu ditanggap panggung ka panggung, tangtuna sok dibéré matéri sasieureun sabeunyeureun tinu nanggap calung. Éta hal bisa mantuan pangabutuh kahirupan para pamaén calung dina nyumponan pangabutuh kahirupanana. Hakékatna mah kahirupan bakal leuwih hadé upama manusa daék usaha sarta ihtiar, tur hasilna pasrahkeun Ka Nu Kawasa. 2 Hakékat karya MK anu nyebutkeun yén karya manusa miboga udagan pikeun kahirupan. Ajén budaya nu nyangkaruk dina kasenian calung bisa katitén tina hasil karya kasenian calung éta sorangan. Kasenian calung mangrupa éksisténsi nu nuduhkeun yén ayana kasenian calung téh alatan aya nu nyiptakeunana. Hartina, kasenian calung téh mangrupa hasil karya manusa. Najan kasenian calung teu cindek saha nu nyiptakeunana, tapi alatan ayana kamekaran jeung parobahan nalika ieu kasenian calung gelar di Kecamatan Majalaya sarta geus diaku ku pamaréntah Kabupatén Bandung, mangka kasenian calung mangrupa karya ti masarakat. Di dieu ogé, ku ayana kasenian calung méré bukti yén masarakat Kecamatan Majalaya salaku masarakat nu masih ngariksa kabudayaan nu jadi tali paranti karuhunna. 3 Hakékat kalungguhan manusa dina ruang jeung waktu MW anu nyebutkeun yén mangsa ka tukang dianggap salaku hal anu penting pikeun mangsa ayeuna. Ajén budaya nu nyampak dina kasenian calung katitén tina gelarna ieu kasenian ti mangsa ka mangsa. Kasenian calung diturunkeun sacara turun-tumurun ti generasi ka generasi, nuduhkeun yén kasenian calung mangrupa hasil karya nu diciptakeun ti mangsa nu geus kaliwat. Diciptakeunna kasenian calung salaku cicirén ti masarakat dina mangsa ka tukang miboga udagan pikeun mangsa kahareupna, nyaéta sangkan masarakat dina mangsa ka hareupna moal poho kana tali paranti tradisi karuhunna sarta sangkan masarakat kiwari bisa nyokot ajén-ajén nu aya dina kasenian calung, ogé sangkan masarakatna bisa ngamangpaatkeun ieu kasenian dina ngahasilkeun biaya pikeun nyumponan kahirupanana. 4 Hakékat hubungan manusa jeung alam sabudeureunana MA, anu nyebutkeun yén kabudayaan nyawang hubungan manusa jeung alam sabudeureunana pikeun kasaimbangan. Ajén budaya dina kasenian calung bisa katitén tina waditra-waditra anu dipaké dina kasenian calung saperti calung éta sorangan, kendang, jeung goong. Calung dijieunna tina awi, kendang dijieunna tina kai jeung kulit sato, sarta goong dijieunna tina logam perunggu tur ancakna dijieunna tina kai. Éta hal-hal diluhur téh nu aya di alam sabudeureun para pamaén kasenian calung. Waditra anu dijieun tina awi, kai, kulit, jeung logam perunggu dijieun ku manusa. Ku ayana akal dina diri manusa, mangka bahan-bahan alam nu disebutkeun téh bisa dijieun waditra nu ngahasilkeun sora nu ngawirahma. Dina hakékatna, Pangéran nyiptakeun manusa salaku mahluk nu leuwih mulia batan mahluk séjénna. 5 Hakékat manusa jeung sasama MM anu nyebutkeun yén manusa nu hiji jeung nu séjénna mibanda hubungan horizontal atawa vertikal. Ajén budaya nu nyangkaruk dina kasenian calung katitén ti mimiti prak-prakan minton nepi ka bérésna. Dina ngalaksanakeun pintonan kasenian calung, para pamaén mikabutuh kanu jadi pamingpin kokolot sarta pupuhu pikeun jalanna acara. Salian ti kitu, dina kamekaran ieu kasenian calung téh mikabutuh pangrojong ti masarakat Kecamatan Majalaya. Éta hal dilantarankeun sangkan ieu kasenian téh bakal tetep aya jeung diaku ku masarakat. Pon kitu deui, nalika minton aya panongton nu ngilu némpas kana bobodoran para pamaén calung. Di dieu bisa katitén yén ayana interaksi panongton jeung pamaén. Lian ti kitu, ayana usaha para pamaén kayaning latihan nuduhkeun yén usaha sorangan dina kahirupan bisa ngahasilkeun kaparigelan dina maénkeun calung. Dina hakékatna, para pamaén silih mikabutuh jeung nu séjénna sangkan bisa ngahasilkeun hiji pintonan anu alus jeung lancar. PUSTAKA RUJUKAN Agustyn. 2015. Kasenian Calung Group Triyasa’ di Kota Sukabumi pikeun Bahan Pangajaran Maca Bahasan di SMA Kelas XI Ulikan Struktural Jeung Éstétika. Skripsi. Departemen Pendidikan Bahasa Sunda FPBS UPI. Aprilianti, M., spk. 2022. Kebudayaan Indonesia di Era Globalisasi terhadap Identitas Nasional Indonesia. Edumaspul Jurnal Pendidikan. 61, 996-998. ISSN 2548-8201 cetak; ISSN 2580-0469 online Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta Rineka Cipta. Desita. 2015. Ajén Budaya dina Kasenian Dur Ong di Désa Cikalong Kacamatan Cikalong Wétan Kabupatén Bandung Barat pikeun Bahan Pangajaran di SMA Kelas XII. Skripsi. Departemen Pendidikan Bahasa Sunda FPBS UPI. Kadiono, H., jeung Harding, D. 2017. Pengaruh Nilai Budaya Sunda dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Psikologis Korban Bencana Tanah Longsor. Journal of Psychological Science and Profesion JPSP. 11. 27-36. DOI Koentjaraningrat. 1985. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta PT. Gramedia. Kubarsah, Ubun. 1994. Mengenal Alat-alat Kesenian Jawa Barat. Bandung CV. Sampurna Lestari. 2016. Ajén Budaya dina Seni Ajéng di Desa Cipelang Kecamatan Ujungjaya Kabupatén Sumedang pikeun Bahan Pangajaran Maca di SMA. Skripsi. Departemen Pendidikan Bahasa Sunda FPBS UPI. Liliweri, Alo. 2014. Pengantar Studi Kebudayaan. Bandung Nusamedia PPID Kabupaten Bandung. 2022. DATA UMUM LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA KECAMATAN MAJALAYA TAHUN 2022le. Rosikin, WK. 2013. Seni Calung dan Perkembangannya. LinguArt Jurnal Bahasa, Seni dan Sastra Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan. 41. ISSN 1829-7684 Rusmalinda. 2017. Ajén Budaya dina Kasenian Bangréng di Desa Mekarmukti Kacamatan Cilawu Kabupatén Garut pikeun Bahan Pangajaran Maca Kelas XI. Skripsi. Departemen Pendidikan Bahasa Sunda FPBS UPI. Sugiyono. 2015. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Sukamdani. 2014. Ajén Budaya dina Kasenian Badogar di Désa Margalaksana Kecamatan Cilawu Kabupatén Garut pikeun Bahan Pangajaran Maca Di SMA. Skripsi. Departemen Pendidikan Bahasa Sunda FPBS UPI. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
Dinapidangan lian, suling ogé sok dipaké pikeun gending-gending instruméntal kayaning kacapi-suling (Cianjuran) jeung degung klasik.Wangun suling aya dua nyaéta suling liang genep jeung suling liang opat (suling degung).Nada suling ilaharna laras péntatonis Sunda. Dina kamekaranana, suling miboga wangun jeung laras-laras anyar anu dijieun husus pikeun kabutuhan musikal aransemen gending
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 202114 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d85c18ccaf11c9e • Your IP • Performance & security by Cloudflare

Karindingtéh hiji waditra anu dijieun tina awi atawa tangkal kawung. Wangunna boga ciri anu mandori , tangtu béda jeung alat musik séjénna. Karinding ngaluarkeun sora anu rada ahéng. Sora karinding dihasilkeun tina résonasi jarum atawa cécét ucing anu ngageter nalika karinding ditepak. Karinding bisa ngaluarkeun sora ku cara ditepak ku

Cekiprotgan: 1. Adu Bedug/Rampak Bedug. Mungkin sudah banyak yang tau dengan kesenian yang satu ini. Merupakan salah satu jenis kesenian tradisional Pandeglang yang berakar dari tradisi menabuh bedug saat waktu shalat tiba, kemudian berkembang menjadi sarana hiburan masyarakat pada saat bulan Ramadhan. Kegiatan adu bedug ini berlanjut menjadi Calungyang hidup dan dikenal masyarakat sekarang, adalah calung dalam bentuk penyajian seni pertunjukan (hiburan yang bersifat tontonan). Seni pertunjukan calung tersebut menggunakan waditra yang disebut calung jinjing, yaitu waditra calung yang ditampilkan dijinjing (tergantung) dipegang oleh tangan sebelah kiri, jika akan dibunyikan. .
  • nzxen51zy0.pages.dev/112
  • nzxen51zy0.pages.dev/178
  • nzxen51zy0.pages.dev/295
  • nzxen51zy0.pages.dev/101
  • nzxen51zy0.pages.dev/257
  • nzxen51zy0.pages.dev/327
  • nzxen51zy0.pages.dev/462
  • nzxen51zy0.pages.dev/379

    • waditra kesenian calung dijieun tina